Pages

Saturday, February 4, 2012

Jalan - jalan ke Sumenep yuk ...

..... under construction ....

episode : objek wisata - bagian 1


Saat ini anda saya ajak keliling di kota kelahiran saya, Sumenep .... sebuah kota di ujung timur pulau Madura, Jawa Timur. Perjalanan dari Surabaya - Sumenep, dengan kendaraan umum kurang lebih 5 jam. Tarif bus Patas-AC Surabaya - Sumenep @ Rp. 48.000,- (semua tarif yang tercantum di sini pada th. 2011). Jarak dari Ujung Kamal ke kota Sumenep kurang lebih 175 km. Kalau anda melakukan perjalanan pada hari Sabtu siang, maka anda akan mengalami beberapa kali kemacetan di pasar-pasar kecamatan, karena pada hari itu biasanya hari pasaran.

Perempatan kota Sumenep era 60-an

Peta kabupaten Sumenep

Saya awali jalan-jalan ini dari pelabuhan Tanjung Perak, pelabuhan yang menghubungkan Surabaya dengan Ujung Kamal Madura. Ada 2 cara untuk menyeberang, dengan kapal fery atau jembatan Suramadu . Bila kita menyebrang dengan kapal fery kurang lebih 20 - 25 menit. Tarifnya Rp. 7.000,-/penumpang (kalau naik bus, sudah include dengan tarif bus), tarif untuk mobil pribadi Rp. 50.000,- plus tarif penumpang.

Ferry penghubung Tanjung Perak - Surabaya dan Ujung kamal - Madura


Suasana penumpang di atas kapal ferry


Cara kedua untuk mencapai pulau Madura adalah dengan melewati jembatan Suramadu. Jembatan Suramadu yang diresmikan penggunaannya pada tahun 2009 adalah kebanggaan warga Madura. Tarif untuk mobil sebesar Rp. 30.000,- sudah termasuk penumpang (murah kan bila dibandingkan dg ferry). Semua mobil pribadi boleh melewati jembatan ini. Tetapi untuk bus umum & truk pada siang hari tidak boleh melewati jembatan ini, jadi harus pakai ferry. Ada juga jalur untuk sepeda motor yang terpisah dengan jalur mobil. Tetapi bila angin bertiup sangat kencang, jalur sepeda motor akan ditutup untuk menghindari kecelakaan.


Jembatan Suramadu di siang hari

 Jembatan Suramadu di malam hari ... indah eeeuuy

Perjalanan melalui jembatan ini dengan kecepatan 70 - 80 km/jam hanya butuh waktu 6-7 menit saja. Tetapi untuk saat ini saya tidak merekomendasikan anda untuk menyebrang di malam hari melalui jembatan ini, karena di sisi Madura nya pada malam hari antara tepi jembatan sampai jalan menuju Kamal - Bangkalan, sejauh 2,5 km, belum ada penerangan, jadi masih rawan tindakan kriminal.

Setiba di kabupaten Sumenep, kita akan disambut dengan  pintu gerbang seperti pada Gambar berikut

Pintu gerbang menuju Kabupaten Sumenep

Sekitar 3 km sebelum masuk kota Sumenep, kita akan menemui hektaran ladang garam milik PT. Garam.

Ladang garam

Begitu masuk jantung kota Sumenep, kita akan bertemu dengan mesjid Jami' yang berhadapan dengan alun-alun kota. Karena alun-alun nya sekarang penuh dengan bunga-bunga, maka oleh masyarakat Sumenep disebut Taman Bunga (TB) atau Taman Adipura Kota Sumenep.


 

 Pintu gerbang Masjid Jami' Sumenep

Masjid Jami' ini konon dibangun pada tahun 1700 an. Banyak keunikan dari Masjid ini, selain bangunannya yang kokoh, arsitekturnya juga campuran antara kebudayaan Cina & Hindu. Di halaman Masjid ini ada meriamnya, dulu waktu saya masih kecil, di bulan Ramadhan, saat waktunya buka puasa meriam itu di fungsikan. Jadi ada dentum meriam yang menandakan saat buka puasa, dentumannya bisa didengar hingga radius 4 km, dan saya sering melihatnya. Dentuman ini oleh masyarakat Sumenep disebut 'jeddheman'. Keunikan lainnya, hingga saat ini khotbah Jum'at selalu disampaikan dalam bahasa Arab .... pinter2 ya orang Sumenep.

 Taman Adipura Kota Sumenep (Taman Bunga)

Situasana malam hari di TB sangatlah ramai. Banyak keluarga yang bersantai dan bercengkrama di sana. Di pinggiran TB banyak para penjual makanan lesehan. Di depan TB aneka permainan anak-anak banyak dijumpai, seperti mobilan dan sepeda motor bateray. Kalau anda ingin keliling TB dan sekitarnya, banyak kendaraan 'odong-odong' dengan aneka bentuk, ada bentuk perahu, kereta kencana, kereta api dsb. Tarifnya pun murah, sekali keliling 20-30 menit, per-orang Rp. 2.000,- . Lumayan, daripada puter-puter naik kendaraan pribadi, macet, mending naik odong-odong ini.

Dari perempatan kota, kita menuju ke arah barat, kurang lebih 3 km, daerah dataran tinggi. Disana kita jumpai makam raja-raja Sumenep. Namanya Asta Tinggi. Biasanya pada hari Minggu pagi banyak masyarakat Sumenep yang jalan kaki menuju Asta Tinggi ini, sekedar untuk jalan-jalan pagi. Ada juga yang lari pagi ke sini.

  
  
Pesarean Asta Tinggi

Dari Asta Tinggi, kita meluncur ke arah timur lagi, tepatnya 500 meter sebelah timur Taman Bunga, Keraton Sumenep dan Museum Keraton Sumenep. Keraton Sumenep, hingga saat ini dipakai sebagai kantor Bupati Sumenep. Keraton Sumenep dibangun pada tahun 1762 oleh Tumenggung Arya Nata Kusumo I. Terdiri atas pintu gerbang, pendopo, istana itu sendiri, istana tua dan taman sari.

  
Keraton Sumenep

 
 Pintu gerbang istana (Labang mesem)

Pemandian taman sari







 Benda-benda pusaka di Museum Keraton Sumenep

Al-Qur'an raksasa tulisan tangan di Museum Keraton Sumenep






Pantai Slopeng

 Kelenteng di Sumenep



 di pelabuhan Kalianget




 Kerapan Sapi, sepasang sapi jantan

 
Sapi sonok , sepasang sapi betina
.............

...............
............
..............

nah ... itu dulu cerita saya, sebenarnya masih banyak tempat & kuliner yang harus diceritain, tapi lain kali saja ya saya ceritain ......

senneng rasanya bisa nyeritain kota kelahiran saya .... walaupun tidak ada darah Madura mengalir di tubuh saya .... c uuuuuu .. :)

3 comments: